WISATA JAMBI


POTENSI PARIWISATA:

Jambi memiliki potensi pariwisata cukup beragam, seperti wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata alam meliputi:

ü    danau Kerinci,
ü    gunung kerinci,
ü    Taman Nasional Kerinci Seblat,
ü    Cagar Biosfir Bukit Dua Belas,
ü    taman nasional Berbak,
ü    air terjun Telun Berasap,
ü    Segirincing, dan
ü    Gua Tiangko.


Danau kerinci

Gunung kerinci



Air terjun berasap



Taman nasional berbak


WISATA SEJARAH (OBJEK SEJARAH):


Sedangkan wisata sejarah antara lain berupa:
ü      Candi Muara Jambi,
ü      Makam Orang Kayo Hitam, dan
ü      Museum Jambi.
ü      Museum perjuangan rakyat jambi



CANDI MUARO JAMBI
GAMBAR:

CANDI MUARO JAMBI

CANDI MUARO JAMBI
Komplek candi itu dinamakan Candi Muaro Jambi karena terletak di Kabupaten Muaro Jambi, tepatnya di desa Muaro Jambi. Disebut komplek karena lokasi itu tidak hanya menyimpan satu candi melainkan puluhan candi. Namun, dari puluhan candi itu hanya beberapa yang selesai dipugar, sisanya masih berupa reruntuhan. Adapula gundukan-gundukan tanah bekas reruntuhan (menapo).

Candi-candi yang bisa diamati yakni;
ü    Candi Gumpung,
ü    Candi Tinggi,
ü    Candi Tinggi I,
ü    Candi Kembarbatu,
ü    Candi Kedaton,
ü    Candi Astano,
ü    Candi Gedong I,
ü    Candi Gedong II dan
ü    Candi Kotomahligai.

Cagar budaya ini bisa ditempuh dengan dua cara, jalan darat atau jalur sungai. Bila memilih jalan darat maka harus menyeberangi Jembatan Aur Duri. Sedangkan bila memilih jalur sungai, wisatawan terlebih dahulu menuju Pelabuhan Talang Duku, lalu menyeberangi Sungai Batanghari ke desa Muaro Jambi.

Memasuki areal komplek, wisatawan akan disambut Candi Gumpung yang berdiri kokoh. Candi yang dipugar tahun ini 1982-1988 ini dikelilingi pagar tembok sepanjang 150 x 155 m, dengan gapura utama berada di sisi timur. Ketika candi itu dipugar, ditemukan arca Prajnaparamita yang kemudian disimpan di Museum Situs yang terletak berhadapan dengan Candi Gumpung.

Di sebelah timur laut Candi Gumpung terlihat candi yang menjulang lebih tinggi. FM Schnitger dalam laporannya pada tahun 1937 menyebut candi setinggi 7,6 meter itu dengan sebutan Candi Tinggi. Pada candi induk terdapat tangga naik menuju kedua teras candi dengan tubuh bangunan makin mengecil pada puncaknya. Di seberangnya berdiri, Candi Tinggi I yang masih dikelilingi pagar kawat. Menurut Samiun, pemandu wisata, candi itu belum selesai dipugar.

Semakin masuk ke dalam, pengunjung akan menjumpai Candi Kembarbatu. Saat pemugaran ditemukan gong kuno dari perunggu bertuliskan huruf Cina yang kini menjadi koleksi Museum Negeri Jambi. Selain itu juga ditemukan pula lempengan-lempengan emas, batu akik bertuliskan huruf Jawa kuno dan keramik Cina sekitar abad 10-12.

Candi lainnya yang tidak boleh dilewatkan yaitu Candi Kedaton Candi itu paling besar ukurannya dan masih dianggap angker oleh penduduk setempat.

Yang menarik dikaji dari candi-candi ini yakni ukuran dan bahan penyusunnya. Dibandingkan candi-candi di Jawa, ukuran candi di situs ini tergolong tidak terlalu besar. Mereka juga menggunakan batu bata dan kerikil untuk menyusun candi, berbeda dengan candi-candi di Jawa yang menggunakan batu-batu berukuran besar.


Makam orang kayo hitam


       

Museum negeri jambi


Museum perjuangan rakyat jambi